Sabtu, 14 Agustus 2010

BISMI ALLAH : kesukaan dan ketidaksukaan Allah (1 - 5)

6 komentar:

  1. Tulisan ini dengan teliti menyelidiki tentang Allah, Tuhan-nya Islam. Allah adalah pusat agama Islam. Segala tindakan, segala ibadah, segala Jihad, segala penyerangan gelap Islami, segala pertumpahan darah Islami, segala hukum Islam dibuat hanya untuk satu tujuan: menyenangkan hati Allah.

    Siapa sih Allah ini? Dari mana Dia datang? Di manakah Dia hidup sekarang? Apakah kegiatanNya sehari-hari? Bagaimanakah sifatNya? Apakah yang disukai dan tidak disukaiNya? Apakah Allah punya Kantor Pusat? – bagaimanakah bentuk kantor itu? Apakah Allah punya Singgasana? Apakah Allah punya jasmani atau apakah Allah itu makhluk yang amorfus – tanpa bentuk perwujudan apapun – tidak tampak, tidak dapat dikenali, dan tidak akan pernah dapat dimengerti? Ini adalah pertanyaan2 yang terlarang dan termasuk penghujatan. Meskipun begitu, pertanyaan2 menghantui setiap pikiran Muslim sejak pertama kali mereka mendengar nama Allah sampai di saat dia menghembuskan nafasnya yang terakhir. Tapi dia tidak akan pernah mendapat jawaban2 yang memuaskan pada pertanyaan2 ini.

    Untuk jangka waktu selamanya, Allah tetap akan menjadi tanda tanya besar dalam diri Muslim. Para Islamis selalu menganggap sifat misterius dan sukar diduga Allah ini sebagai intisari Islam. Allah harus tetap sukar untuk dipahami, tidak banyak diketahui. Inilah yang membuat Islam hebat: permainan petak umpet antara Allah dan penyembahNya.

    BalasHapus
  2. Tulisan ini mencoba menyingkirkan metode kuno dan irasional untuk mengerti Allah. Hasil yang paling mengejutkan dari penelaahan ini adalah: Allah itu ternyata tidak misterius sama sekali. Dia sama seperti kita semua yang adalah manusia yang hidup dan bernafas! Allah tidaklah misterius; dan Dia pun tidak bersembunyi dari kita semua. Dia hidup bersama Muhammad, tapi Dia tidak mati bersama Muhammad.

    Berdasarkan bukti2 yang tidak dapat disangkal, esai ini akan menyampaikan cerita tentang Allah dan bagaimana Muhammad mengajukan Allah sebagai makhluk untuk disembah – hanya karena dia ingin disembah – dalam nama Allah, sama seperti orang2 pagan menyembah Allah.

    BalasHapus
  3. Tulisan ini mencoba menyingkirkan metode kuno dan irasional untuk mengerti Allah. Hasil yang paling mengejutkan dari penelaahan ini adalah: Allah itu ternyata tidak misterius sama sekali. Dia sama seperti kita semua yang adalah manusia yang hidup dan bernafas! Allah tidaklah misterius; dan Dia pun tidak bersembunyi dari kita semua. Dia hidup bersama Muhammad, tapi Dia tidak mati bersama Muhammad.

    Berdasarkan bukti2 yang tidak dapat disangkal, esai ini akan menyampaikan cerita tentang Allah dan bagaimana Muhammad mengajukan Allah sebagai makhluk untuk disembah – hanya karena dia ingin disembah – dalam nama Allah, sama seperti orang2 pagan menyembah Allah.

    BalasHapus
  4. Dua kata pertama di setiap Sura dalam Qur’an adalah Bismi Allah (kadang2 ditulis sebagai Bismillah atau Basmallah) yang berarti: Dalam nama Allah. Perkecualian hanyalah di Sura 9 (Sura Baraat or Sura at-Taubat). Alasan mengapa dua kata ini (Bismi Allah) tidak ada di Sura 9 adalah karena Sura ini kelanjutan dari Sura 8 (Jarahan Perang). Dalam penyusunan Qur’an (mungkin di jaman Kalifah Uthman), Sura 9 ini dipisah dari Sura 8. Tiada huruf atau kata2 yang lebih suci daripada kedua kata itu. Dalam aturan bahasa Qur’an, kedua kata ini adalah sangat utama dalam segala ibadah agama. Memang benar, kata Bismi Allah merupakah kata kunci untuk membuka misteri Allah.

    Kata2 Bismi Allah adalah ucapan doa rutin dalam ibadah agama Islam seperti: melakukan sembahyang, perkawinan, makan, minum, membaca, menulis, tidur, bangun, berjalan, duduk, bangkit berdiri, berlari, bermain, buang air kecil, mencium, melakukan persetubuhan, duduk untuk belajar, mengunjungi dokter, siap2 mau berangkat … dan segalanya. Kegiatan2 saat di mana dua kata ini tidak digunakan adalah ketika melakukan pemancungan Islami, membunuh binatang, melakukan perang (Jihad), membersihkan dan berziarah ke kuburan. Kata2 yang digunakan untuk kegiatan2 ini adalah Allahu Akbar. Atas jasa para teroris Islam dan film pemancungan Islami yang mereka sebarkan di Internet, aku tidak perlu lagi menulis banyak2 untuk menjelaskan kata2 ini. Dunia sudah mengartikan kata2 Allahu Akbar ini dengan teror, kejahatan, dan pembunuhan. Anehnya, kata2 Bismi Allah tidak diucapkan dalam Azan. Kita mendengar ucapan Allahu Akbar (3 kali) di awal dan hampir di bagian akhir Azan.

    BalasHapus
  5. Kata2 Bismi Allah bukanlah penemuan Muhammad. Kaum pagan Mekah sudah biasa menggunakan dua kata suci ini meskipun tidak terus menerus dalam kebanyakan ibadah agama mereka karena mereka menganggap Allah sebagai Tuhan mereka yang paling utama. Mereka menamakan ibadah agama ini sebagai Tasmiya. Nama ini mungkin berasal dari budaya Yahudi yang menyebut HaShem dan memohon dengan khusuk ketika mereka melafalkan Taurat. Tidaklah jelas siapa yang menemukan kebiasaan ini – tapi jelas bahwa Muhammadlah yang secara luas menetapkan aturan pengucapan Bismi Allah sebagai praktek wajib bagi para Muslim di seluruh dunia. Jika engkau membaca lebih lanjut dalam esai ini, kau akan mengerti mengapa Muhammad mewajibkan untuk mengucapkan Bismi Allah di setiap kegiatan yang sebelumnya kusebut tadi.

    Karena itu, memang penting untuk membedah secara menyeluruh dua kata Bismi Allah yang merupakan akar dari semua kegiatan Islami. Dengan melakukan penelitian secara mendetail, kita akan mengerti jalan pikiran Allah, yang adalah kunci untuk mengerti jalan pikiran Muhammad dan agama Islamnya. Inilah tujuan utama esai ini – untuk menjelaskan Allah yang misterius dan rekannya yang tak terpisahkan Muhammad.

    Para pembaca mungkin mendapati beberapa bagian repetitif (berulang). Ini terjadi karena Qur’an dan Ahadis juga repetitif. Aku mencoba menghindari pengulangan sebisa mungkin, tapi dalam beberapa kasus, hal ini tidak bisa dihindari sama sekali.

    BalasHapus
  6. Allah itu Anthropomorfik (menyerupai manusia) (i)

    Allah itu Nyata

    Muslim seringkali membayangkan Tuhan mereka, Allah, sebagai makhluk yang omnipresent, omnipoten, tak berbentuk, sempurna, selalu terjaga dan mengatur dunia melalui perintah2Nya yang mutlak seperti yang tertulis di kitab suci Qur’an. Menurut banyak apoligis Muslim, tidak ada seorang pun yang memahami sifat dan besarnya Allah. Banyak ilmuwan Muslim terkemuka menulis esai dengan bahasa muluk penuh dengan omong kosong Islami. Tulisan mereka penuh pujian tentang Allah yang tidak dapat dilihat, tidak jelas, dan tidak dapat dimengerti. Banyak Muslim yang mengabdi penuh kepada Allah, sembahyang lima kali sehari, memohon karunia dan ampun dariNya. Apakah arti semua ini? Sudah jelas tampak hal yang bertentangan di sini. Di satu pihak, mereka menyatakan konsep tentang Alah sebagai makhluk yang tidak nyata, tapi sewaktu sembahyang mereka akan menganggap Allah sebagai makhluk yang nyata yang punya mata untuk melihat, kuping untuk mendengar dan punya kualitas tubuh untuk mengabulkan permintaan2 orang yang takwa. Jadi apakah keadaan yang sebenarnya: Allah itu makhluk yang tidak bertubuh, tidak nyata, tidak dapat terlihat, atau Allah itu makhluk yang nyata dan bertubuh? Percaya atau tidak: jika kita mencari sumber2 Islam utama seperti Qur’an, Hadis, Sirah (biografi Muhammad) dan Sharia, kita dapat mengambil satu kesimpulan sederhana yakni Allah itu benar2 nyata, Dia menulis Qur’an dengan tanganNya sendiri dan Dia menurunkan hukum dan anugrahNya dengan tanganNya sendiri.

    BalasHapus